Jakarta, CNN Indonesia — PLN memanfaatkan limbah batu bara hasil proses pembakaran atau Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Ropa di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). PLN melakukan inovasi dengan menjadikan FABA sebagai bata interlock untuk material bangunan dalam Program Bedah Rumah yang digelar PLN.
“Bedah rumah ini ditujukan untuk meringankan warga kurang mampu di sekitar Ende dengan membangun rumah berkonsep rumah sehat sederhana,” ungkap General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, Agustinus Jatmiko, dalam keterangan resmi, Selasa (6/7/2021).
Diketahui, bata interlock yang digunakan merupakan hasil olahan FABA oleh 18 orang warga Ende yang telah mendapatkan pelatihan sebelumnya. Dalam hal ini, PLN bekerja sama dengan Pemda dan Keuskupan Agung Ende dalam pemanfaatan FABA.
Jatmiko menyebutkan, kerja sama tersebut terdiri dari perwakilan Keuskupan Agung Ende sebanyak 6 orang, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende sebanyak 4 orang, perwakilan UMKM lokal 4 orang, dan masyarakat umum 4 orang.
Jatmiko menjelaskan peserta pelatihan telah mengikuti pembelajaran pemanfaatan FABA untuk menjadi bata interlock sejak 26 April lalu di Dinas Lingkungan Hidup. Pembelajaran dilanjutkan dengan praktik pembuatan bata interlock di Gereja Paroki St. Donatus Bhoanawa, Ende pada 27-30 April.
Jatmiko juga menjelaskan, pelatihan pemanfaatan produk FABA bisa terlaksana berkat dukungan Bupati Ende.
“Pelatihan ini penting mengingat peserta yang telah lulus akan dijadikan calon pelatih (training for trainer). Diharapkan, para peserta telah menguasai kemampuan pemanfaatan produk FABA ini, akan menjadi pelatih bagi tenaga kerja lainnya,” jelasnya.
Jatmiko mengatakan, Bupati Ende dan Keuskupan Ende menyambut baik program pelatihan ini. Oleh karena itu, peserta diharapkan terlibat dalam program-program selanjutnya.
Program-program itu, di antaranya adalah program bedah rumah layak huni bagi warga kurang mampu, pembangunan gereja Paroki St. Donatus Bhoanawa, pembangunan sarana umum lainnya. Jatmiko juga berharap pemanfaatan FABA turut dipakai oleh masyarakat Kabupaten Sikka.
Sementara itu, Bupati Ende, Djafar Achmad, mengungkapkan rasa terima kasih kepada PLN atas program pelatihan tersebut.
“Terima kasih kepada PLN Peduli. Saya menyambut gembira atas upaya PLN melalui inovasi pemanfaatan FABA, yang berdampak langsung bagi kehidupan masyarakat di Ende. Ada banyak warga yang akan terbantu dengan bedah rumah memakai bata interlock ini,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Rety, selaku penerima bantuan bedah rumah PLN Peduli juga mengungkapkan rasa terima kasih. Program tersebut membuat rumah Rety menjadi lebih layak untuk dihuni.
“Saya bersyukur atas kehadiran PLN dan Bupati hari ini. Dulu rumah kami tanah, tapi sekarang sudah dibangun dengan bata interlock. Kini, rumah kami nyaman dan sehat.
Selain itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ende, Haris Abdul Madjid, menyampaikan, tujuan pelaksanaan pelatihan ini untuk meningkatkan kompetensi peserta sehingga dapat bersaing dengan tenaga kerja dari luar NTT. Meski ada peserta pelatihan yang sudah mahir di bidangnya kata Haris, pelatihan ini perlu dilakukan karena memasang bata interlock membutuhkan keahlian dengan spesifikasi tertentu.
“Di sini butuh keahlian khusus, agar menghasilkan bangunan sesuai yang diharapkan,” ujarnya.
Dia menambahkan, pelatihan ini merupakan bagian dari tindaklanjut kerja sama pemanfaatan FABA yang telah ditandatangani oleh PLN UPK Flores, Bupati Ende, dan Uskup Agung Ende.
Haris juga menyampaikan terima kasih kepada PLN yang telah memprakarsai pelatihan ini. Menurutnya, pemanfaatan FABA berupa bata interlock ini sangat berguna untuk membangun sarana rumah ibadah dan rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu.
“Tak lupa terima kasih juga pada seluruh peserta dan narasumber yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk melatih para peserta, yang akan menjadi pelaku dalam pembangunan di Ende maupun Sikka,” jelasnya.
Salah satu peserta pelatihan pembuatan bata interlock, Sammi, turut menyampaikan ucapan terima kasih. Sammi telah mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan tersebut.
“Saya senang mendapat ilmu tentang bata interlock. Bata ini unik karena ramah lingkungan, lebih kuat dari bata ringan ataupun bata merah. Bahkan tidak perlu diplester dan lebih mudah dipasang, karena memakai sistem interlocking,” lanjut Sammi.
Setelah mengikuti pelatihan, Sammi dan para peserta lainnya akan melatih masyarakat yang ingin ikut bergabung dalam pembangunan gereja dan program bedah rumah dengan memakai bata interlock.
“Semoga kami kian banyak membantu warga yang membutuhkan rumah sehat dan nyaman,” katanya.
Sebagai informasi, selain Bedah Rumah, PLN juga telah meresmikan pusat pengolahan sampah di Desa Keliwumbu, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende pada 25 Juni lalu. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Bupati Ende Djafar Achmad.
Sebelumnya, tempat pengolahan sampah ini sudah berjalan sejak Desember 2020, dengan hasil pelet sebagian dipakai PLTU Ropa dan bahan bakar memasak warga desa.
Saat peresmian tempat pengolahan sampah, PLN juga menyerahkan kompor kepada warga kurang mampu di Desa Keliwumbu. Adapun kompor didesain agar dapat digunakan warga untuk memasak dengan memakai pelet hasil olahan sampah.
(adv/adv)