Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sampai pada Rabu (27/12/2023) produksi batu bara Indonesia mencapai 751,58 juta ton atau 108,22% dari target yang ditentukan mencapai 694 juta ton.
Tak hanya produksi, MODI ESDM juga mencatat penjualan batu bara RI yang melejit atau sudah menembus 101,58% atau mencapai 705,49 juta ton.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM, Lana Saria mengatakan bahwa produksi batu bara RI sampai akhir tahun ini bisa mencapai 111%.
“Sampai akhir tahun ditargetkan mencapai 775,17 juta ton. Ini 111% dari yang ditargetkan pada tahun ini,” terang Lana dalam diskusi Peran Strategi Batu Bara dalam Transisi Energi, di Hotel Arya Duta, Jumat (15/12/2023).
Lana mengungkapkan, tingginya produksi batu bara berkaitan erat dengan tren harga batu bara yang cenderung menurun, juga tingkat konsumsi batu bara yang kian meningkat pasca Covid-19.
“Meskipun tren harga menurun tapi tidak terlalu rendah sekali. Tapi bisa dikatakan perkembangan ekonomi di Indonesia maupun Dunia meningkat pasca Covid-19, sehingga membutuhkan energi yang lebih besar sehingga ada peningkatan dari produksinya,” tutur Lana.
Lana menyampaikan, dampak positif dari tingginya produksi batu bara ialah royalti mengalami peningkatan. Sampai pada 11 Desember 2023 ini, sektor batu bara sudah menyumbang royalti hingga Rp 94,599 triliun lebih tinggi dari target PNBP 2023 yang mencapai Rp 84,268 triliun.
“Selain royalti tersebut ada pendapatan lain , termasuk di dalamnya Lupsum Payment, Denda administratif smelter, DMO dan pengajuan koreksi akun,” ungkap Lana.
(pgr/pgr)
Sumber: CNBC Indonesia