Jakarta, CNN Indonesia — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pembangkit listrik dalam megaproyek 35 ribu megawatt (MW) saat ini baru beroperasi sebesar 13.930 MW atau 40 persen dari target hingga Juli 2022.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar mengatakan sebanyak 15.333 MW sudah memasuki tahap konstruksi.
“Sudah commercial operation date (COD) 13.930 MW atau 40 persen, konstruksi 15.333 MW atau 43 persen, kontrak belum konstruksi 554 MW atau 2 persen,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (23/9).
Kemudian sebanyak 451 MW atau 1 persen berada di tahap pengadaan dan 5.042 MW atau 14 persen berada di fase perencanaan.
Wanhar mengatakan pembangkit listrik 35 ribu MW ditargetkan akan beroperasi 100 persen pada 2026. Namun, ada beberapa pembangkit listrik yang mundur dari target.
“Target menjadi 2026. Walaupun beberapa target ada yang mundur misalnya COD untuk PLTU Sumsel 8,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dipaparkan Wanhar, pembangkit listrik 35 ribu MW terdiri dari 16.200 atau 46 persen PLTU/MT, 9.207 atau 26 persen PLTG/GU/MG, 4.355 atau 12 persen PLTA/M/PS, 2.335 atau 7 persen PLTS.
Lalu, 1.453 atau 4 persen PLTP, 1.293 atau 4 persen EBT lain, atau 467 atau 1 persen PLTD.
Sebelumnya, mantan Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan pembangkit listrik 35 ribu MW baru beroperasi 8.382 MW atau 24 persen pada Juli 2020.
“Sesuai RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) program 35 ribu MW dan 7.000 MW direncanakan selesai 2023,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada 2020 lalu.
Sementara itu, mayoritasnya atau sebesar 19.067 MW, setara 54 persen sudah dalam tahap konstruksi. Sedangkan, 5.528 MW, atau 18 persen masih dalam kontrak power purchase agreement (PPA) dan belum konstruksi.
Lalu, sebanyak 839 MW, setara 2 persen baru dalam tahap pengadaan. Sisanya, 724 MW setara 2 persen masih proses perencanaan.
“Artinya, sudah lebih dari tiga perempat program tersebut mulai pembangunan fisiknya,” imbuhnya.
(fby/dzu)