Jakarta, CNBC Indonesia – Realisasi produksi batu bara pada Juli 2020 sebesar 41,11 juta ton, lebih rendah dari realisasi produksi pada Juni 2020 sebesar 46,36 juta ton atau turun 11,32%. Demikian data yang dikutip dari Minerba One Data Indonesia (MODI) Situs Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral per Rabu (12/08/2020).
Apakah ini dampak dari imbauan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) pada awal Juli lalu agar produsen batubara memangkas produksi 15%-20%?
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan, pihaknya memang tidak bisa memastikan apakah ini karena faktor imbauan dari asosiasi agar produsen mengurangi produksi sebagai antisipasi karena permintaan terus menurun.
Dia pun menegaskan rencana pengurangan produksi ini sifatnya adalah imbauan, bukan kesepakatan. Sebab, realitas di lapangan mengacu pada kebijakan masing-masing perusahaan.
“Kemungkinan besar produksi turun karena memang reaksi perusahaan yang mengurangi produksi, karena permintaan yang lemah dan harga terus turun dibanding bulan-bulan sebelumnya,” kata Hendra kepada CNBC Indonesia, Rabu (12/08/2020).
Berdasarkan data MODI per Rabu (12/08/2020), realisasi produksi batubara Indonesia sejak Januari hingga Juli 2020 mencapai 322,9 juta ton atau 58,7% dari target produksi tahun ini yang dipatok 550 juta ton.
Menanggapi hal ini, Hendra menyebut kemungkinan target produksi yang telah ditetapkan pemerintah 550 juta ton pada tahun ini bakal tercapai. Bagaimanapun, target produksi batu bara tahun ini masih lebih rendah dibandingkan realisasi produksi batubara pada 2019 sebesar 610 juta ton.
“Saya belum bisa buat proyeksi sampai akhir tahun. Kemungkinan produksi yang ditetapkan pemerintah bisa tercapai 550 juta ton,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Harga Batubara Acuan (HBA) Indonesia terus mengalami penurunan sejak April hingga Agustus ini, di mana HBA Agustus hanya sebesar US$ 50,34 per ton, turun dari Juli US$ 52,16 per ton.
Adapun HBA Juli juga turun dari harga satu bulan sebelumnya yang sebesar US$ 52,98 per ton. Sedangkan posisi HBA tertinggi pada tahun ini terjadi pada Maret yang mencapai US$ 67,08 per ton.