Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat capaian produksi batu bara RI sepanjang 2023 lalu telah melonjak melebihi target yang ditetapkan.
Berdasarkan data dari Minerba One Map Indonesia (MODI), Kementerian ESDM pada Senin (8/1/2024), produksi batu bara RI pada 2023 telah tembus 766,95 juta ton. Angka tersebut setidaknya 110,43% dari target yang dipatok sebesar 694 juta ton.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menilai capaian produksi batu bara 2023 tak terlepas dari beberapa faktor. Mulai dari harga batu bara yang cukup relatif baik meskipun tidak semoncer 2022 serta permintaan dan faktor cuaca.
“Harga 2023 relatif positif, meski jika dibandingkan rerata harga 2022 ya tentu jauh karena harga 2022 itu exceptional ya tertinggi sepanjang sejarah. Permintaan 2023 juga relatif bagus. Faktor cuaca juga mendukung. Selain itu kapasitas alat berat juga memadai,” kata Hendra kepada CNBC Indonesia, Selasa (9/1/2024).
Jika merujuk data produksi dari tahun ke tahun, realisasi produksi batu bara pada 2023 telah mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Capaian 2023 telah melampaui rekor produksi batu bara 2022 sebesar 671,75 juta ton atau 101,32% dari rencana 663 juta ton.
Berdasarkan data BP Statistical Review 2022, produksi batu bara RI pada 1981 terpantau masih sangat minim yakni di sekitar 0,4 juta ton per tahun, lalu mulai meningkat ke 10,7 juta ton pada 1990. Kemudian baru naik menembus angka 100 juta ton pada 2002.
Pada 2002 produksi batu bara RI mencapai 103,3 juta ton, lalu terus melonjak menjadi 216,9 juta ton pada 2007, dan 2011 naik kembali menjadi 353,3 juta ton.
Sejak 2013, produksi batu bara RI terus melesat melampaui 400 juta ton per tahun. Lalu pada 2018 akhirnya bisa mencapai 557,8 juta ton, dan pada 2019 mencapai rekor tertinggi saat itu 616,2 juta ton.
Namun pada 2020 karena pandemi Covid-19 mulai melanda dunia, produksi batu bara RI pun turun menjadi 563,7 juta ton dan 2021 naik lagi menjadi 614 juta ton. Jumlah data produksi ini bahkan masih ada pembaruan dan bisa berpotensi semakin meningkat.
(pgr/pgr)
Sumber: CNBC Indonesia