Jakarta, CNN Indonesia — Kementerian ESDM mengungkapkan PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) masih melakukan finalisasi terhadap opsi proyek yang bertujuan mengubah batu baramenjadi metoksimetana (dimethyl ether/DME). Proyek ini dijalankan demi mengurangi impor gas bumi yang dicairkan (Liquified Petroleum Gas/LPG).
“Saat ini sudah berjalan cukup baik pengembangan proyek batu bara menjadi DME yang dilakukan Bukit Asam,” ujar Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin saat konferensi capaian akhir tahun secara virtual bersama awak media, Jumat (15/1).
Ridwan menjelaskan target penyelesaian proyek sebenarnya pada 2024, namun ada dua pilihan yang sedang difinalisasi. Pertama, proyek dengan target kapasitas produksi mencapai 1,4 juta DME, 300 ribu methanol, dan 250 ribu MEG.
Kedua, proyek dengan target produksi 1,4 juta DME. Pada opsi ini, estimasi kebutuhan konsumsi batu bara kemungkinan hanya 6,5 juta ton per tahun. Selain itu, nilai investasinya lebih rendah, yaitu hanya US$2,1 miliar.
Menurut Ridwan, apapun pilihannya nanti sesuai tahap perencanaan yang sedang difinalisasi, proyek ini tetap penting karena bertujuan untuk mengurangi impor gas.
“Ini upaya untuk mengurangi impor LPG sebesar 1 juta ton per tahun atau senilai kurang lebih Rp9,2 triliun per tahun,” pungkasnya.
(uli/sfr)