Jakarta, CNN Indonesia — Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan realisasi pemenuhan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) baru mencapai 132 juta ton. Jumlah tersebut di bawah target yang mencapai 155 juta ton.
“Kalau dilihat dari proporsinya, DMO masih lebih kecil dari target,” ucap Arifin dalam konferensi pers, Kamis (7/1).
Jumlah DMO batu bara pada 2020 juga lebih rendah dari tahun sebelumnya. Tercatat, realisasi DMO pada 2019 mencapai 138 juta ton.
Dari sisi jumlah produksi batu bara pada, Arifin mengatakan pada 2020 mencapai 558 juta ton. Angka itu melebihi target yang sebanyak 550 juta ton.
Meski begitu, jumlah produksi batu bara 2020 lebih rendah dari 2019 yang sebanyak 616 juta ton. Berdasarkan data Kementerian ESDM, jumlah produksi batu bara terbanyak terjadi pada 2019 lalu.
Rinciannya, jumlah produksi batu bara pada 2014 sebanyak 458 juta ton, 2015 sebanyak 462 juta ton, 2016 sebanyak 456 juta ton, 2017 sebanyak 461 juta ton, dan 2018 sebanyak 558 juta ton. Untuk tahun ini, Kementerian ESDM menargetkan jumlah produksi batu bara sebanyak 550 juta ton, sama seperti target 2019 lalu.
Arifin menambahkan pihaknya akan memprioritaskan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri. Jika sudah terpenuhi, sisanya bisa untuk diekspor.
“Kami prioritaskan kebutuhan (batu bara) dalam negeri harus dipenuhi dulu,” pungkas Arifin.
(aud/agt)