Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara terus membara dan nyaris menyentuh level US$ 400 per ton atau tepatnya sampai pada Selasa (17/5/2022) harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak Juni ditutup di level US$ 399,65 per ton.
Angka ini setidaknya menguat 5,8% dibandingkan dengan penutupan pada hari sebelumnya. Level harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak 9 Maret 2022 atau lebih dari dua bulan terakhir di mana pada saat itu harga batu bara menyentuh US$ 426,85 per ton.
Mengacu data MODI Kementerian ESDM, sampai pada 18 Mei 2022, produksi batu bara Indonesia sudah mencapai 210,41 juta ton atau mencapai 31,74% dari target produksi batu bara tahun ini yang mencapai 665 juta ton.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia menilai bahwa kenaikan harga batu bara membuat sejumlah perusahaan besar berencana untuk merevisi RKAB. Namun demikian, ia tak mempunyai data secara rinci.
“Kami tidak punya datanya. Lebih ditanyakan ke pemerintah sebagai regulator yang mereview pengajuan RKAB dan memberikan persetujuan. Kalau beberapa perusahaan besar mereka sudah announced di Public ada yang akan naikkan ada yang tetap,” katanya.
Sementara, saat dikonfirmasi mengenai siapa saja perusahaan yang telah mengajukan revisi rencana kerja dan anggaran belanja atau RKAB, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Lana Saria belum memberikan respon.
(pgr/pgr)